'/> Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Mts.Al-Intishor Mataram

Info Populer 2022

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Mts.Al-Intishor Mataram

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Mts.Al-Intishor Mataram
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Mts.Al-Intishor Mataram


BAB I
                                   PENDAHULUAN                                  

A.    Latar Belakang Masalah
                  Sanjaya mengatakan, “salah satu permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan yaitu lemahnya proses pembelajaran. Pembelajaran cenderung verbalistik yaitu siswa diarahkan untuk menghafal setiap informasi dan kurang diarahkan untuk memahami informasi yang diberikan oleh seorang guru. Oleh lantaran itu, dibutuhkan bentuk/model pembelajaran kritis, termasuk dalam pembelajaran matematika[1]. Seoarang siswa tentunya tidak bisa  berpikir kritis dan membuatkan setiap kemampuannya, lantaran taktik pembelajaran berfikir tidak dipergunakann dengan baik dalam proses pembelajaran.”
                  Dalam proses belajar-mengajar, guru harus mekepunyaani taktik semoga siswa sanggup berguru semetode efektif dan efisien, dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Diantara taktik yang dimaksud yaitu guru harus menguasai metode atau teknik-teknik mengajar. Disamping itu, guru juga harus mengpergunakan metode yang variatif. Dalam hal ini Rostiyah menyampaikan “Tentunya akan berbeda metode yang dipergunakan untuk memotivasi siswa semoga bisa mengpergunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi untuk menjawab suatu pertanyaan dengan metode yang dipergunakan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan[2].”
                  Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam membuat iklim berguru yang memungkinkan siswa sanggup berguru semetode nyaman. Melalui pengelolaan  kelas yang baik guru sanggup menjaga kelas semoga tetap aman untuk terjadinya proses berguru seluruh siswa. Menurut Ivor K.Devais “Salah satu kecendrungan yang sering luput dalam pembelajaran yaitu melupakan bahwa hakikat pembelajaran yaitu belajarnya siswa bukan mengajarnya guru”[3].
                  Berdasarkan  hasil observasi awal pada tanggal 6 oktober 2011 di MTs. Al-Intishor Mataram, pada dikala berlangsungnya proses berguru mengajar terlihat bahwa siswa pasif artinya siswa hanya duduk mendengarkan klarifikasi yang disampaikan, bertanya kalau tidak mengerti, mengerjakan soal latihan dan mengikuti alur pembelajaran yang diperintahkan guru. Hal ini tentunya disebabkan lantaran metode mengajar guru yang  kurang menarik. Dengan kata lain metode yang dipergunakan yaitu metode konvensional dimana guru lebih mendominasi proses berguru mengajar. Selain itu, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi latih yang disampaikan oleh guru[4]. Melihat hal ini, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi tentunya sanggup menawarkan konstribusi dan nilai lebih dalam meningkatkan pemahaman siswa.           
                  Berikut ini yaitu hasil berguru (nilai rata-rata) matematika semester genap kelas VII, VIII, dan IX  MTs. Al-Intishor Mataram tahun pelajaran 2010/2011 yang diperoleh pada dikala wawanmetode  dengan  guru mata pelajaran matematika kelas VIII MTs. Al –Intishor mataram yaitu ibu  Rizcha Okta Azari, S.PdI.

No
Jumlah Siswa
Kelas
Nilai Rata-Rata
SKBM
1
16
VII
65,31
60
2
16
VIII
58,75
3
20
IX
69,2
          Sumber: Dokumentasi Hasil Belajar Siswa Mts. Al-Intishor Mataram[5].
                             Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa tingkat ketuntasan berguru siswa kelas VIII berada dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM), hanya siswa kelas VII dan kelas IX yang mencapai ketuntasan. Hal ini memperlihatkan hasil berguru matematika siswa kelas VIII masih rendah kalau dibandingkan dengan kelas VII dan kelas IX. . Hasil berguru siswa kelas VIII  ini  juga diperkuat dengan hasil observasi yaitu dimana tingkat pemahaman siswa pada dikala proses pembelajaran juga rendah yaitu terdapat sebanyak 15% siswa mekepunyaani kemampuan tinggi, 20% siswa dengan kemampuan tengah dan 65% siswa dengan kemampuan rendah . Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan model pembelajaran kooperatif tipe peer tutoring (tutor sebaya) ini sanggup diterpakan pada siswa kelas VIII. Oleh lantaran itu, peneliti mengambil kelas VIII sebagai objek dalam penelitian ini.
                 Menyikapi hal ini tentunya dibutuhkan langkah preventif untuk mengatasinya. Pembelajaran matematika yang dikenal sebagai cabang ilmu eksak dan terorganisir semetode sistematis tentunya dibutuhkan taktik pembelajaran yang mampu  membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
                 Dalam hal ini, peneliti mengpergunakan pembelajaran kooperatif tipe peer tutoring yaitu suatu  metode yang bisa membuat siswa aktif mengikuti aktivitas pembelajaran. Penggunaan metode tutor sebaya ini didasarkan pada kenyataan bahwa kekerabatan antara sahabat umumnya lebih dekat dibandingkan kekerabatan antara guru dan siswa. Karena sahabat sebaya selain seusia, jarak rumah diantara mereka yang relatif dekat memungkinkan untuk selalu saling berafiliasi atau berinteraksi baik di sekolah atau diluar sekolah sehingga diantara sesama siswa tidak ada rasa segan untuk bertanya ataupun menawarkan klarifikasi dengan kerjakana mereka. Kenyataan ini diperkuat oleh pendapat Ischak yang menyatakan bahwa :
…seorang siswa lebih simpel mendapatkan “bantuan” pengajaran dari teman-temannya dari pada mendapatkan pinjaman dari gurunya. Mengapa demikian? Karena teman-temannya lebih-lebih sahabat yang akrab, ia tidak punya rasa enggan, rendah diri dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta pinjaman maupun diberi bantuan. Bila demikian halnya, maka guru sanggup mengambil metode tutoring, yaitu tutoring sebaya[6].

                 Metode tutor sebaya merupakan model pembelajaran yang sanggup diterapkan kedalam semua materi pelajaran matematika. Materi kubus dan balok yaitu salah satu materi yang sanggup diterapkan kedalam  metode ini. Karena materi ini sanggup dilihat dan simpel dijangkau dalam kehidupan sehar-hari. Dengan demikian, metode menyerupai ini tentunya bisa melatih siswa untuk meningkatkan komunikasi dengan anggota kelompoknya masing-masing dan pembelajaran pun terasa lebih menyenangkan.
                 Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti ingin melaksanakan sebuah penelitian dengan mengpergunakan penelitian eksperimen dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pokok Bahasan Kubus dan Balok MTs. Al –Intishor Mataram 2011/2012“.
B.     Rumusan Masalah
                  Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, sanggup dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pokok Bahasan Kubus Dan Balok MTs.Al-Intishor Mataram  Tahun Ajaran 2011/2012?                      
C.    Tujuan Penelitian
                  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk memahami Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pokok Bahasan Kubus Dan Balok MTs.Al-Intishor Mataram  Tahun Ajaran 2011/2012.
D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.      Manfaat Semetode Teoritis
a.       Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan pendidikan matematika IAIN Mataram
b.      Bagi guru, dari hasil penelitian ini sanggup membuatkan taktik pembelajaran guna memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
c.       Bagi peneliti selanjutnya, sanggup dipergunakan sebagai materi pertimbangan dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.      Manfaat Semetode Praktis
a.       Dapat mengakibatkan siswa lebih aktif dan kreatif serta membuatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehaingga berdampak terhadap hasil berguru yang lebih baik
b.      Bagi guru,dapat dijadikan alternatife untuk meningkatkan hasil berguru siswa dengan mengpergunakan metode-metode yang bervariasi
E.     Sistematika pemkerjakanan
Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab pertama, merupakan pecahan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pemkerjakanan. Bab 1 ini dimaksudkan untuk menawarkan citra semetode umum wacana isi keseluruhan goresan pena serta batasan permasalahan yang diuraikan oleh penulis dalam pemkerjakanannya.
Bab kedua, ini merupakan kepustakaan mengenai kajian wacana pembelajaran kooperatif, kajian wacana peer tutoring (tutor sebaya), kajian wacana hasil berguru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan materi kubus dan balok, kerangka berfikir serta hipotesis penelitian.
Bab ketiga, merupakan pecahan yang menunjukan wacana metodologi penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat, merupakan pecahan yang memaparkan wacana pelaksanaan penelitian yaitu, pengumpulan dan penyajian data, analisis data, dan hasil analisis data.
Bab kelima, merupakan pecahan yang memaparkan hasil penelitian dan pemkerjakanannya yang meliputi, deskripsi setting penelitian, hasil penelitian, dan pemkerjakanan.
Bab keenam, merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pemkerjakanan baik dalam pecahan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran yang bersifat membangun semoga semua upaya yang pernah dilakukan serta segala hal yang telah dicapai bias ditingkatkan kearah yang lebih baik.



[1] Wina Sanjaya, Strtegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,, 2010), h.1
[2] Rostiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, cetakan ketujuh, (Jakarta: Rineka Cipta,  2008), h.1
[3] Wina Sanjaya, Strtegi Pembelajaran……h.24
[4] Observasi, Mts. AL-Intishor Mataram, 06 Oktober 2011
[5] Ibid,  2011
[6]            , Dalam, harus di isi/search?q=propal-skripsiku (diakses 04/11/11)

Advertisement

Iklan Sidebar